Kamis, 27 Maret 2014

The Wolverine
(2013)

Source: DVDRip, R6 & CAM
the-wolverine-2013-web.jpg
zvbzx21.png
Released
CountryUSA
Language
English | Japanese
Genre
DirectorJames Mangold
Writers
Mark Bomback(screenplay), Scott Frank(screenplay)
Starcast Hugh JackmanTao OkamotoRila Fukushima | See full cast and crew
Ratingimdb_icon.gif 7,1/10
Fan Pageicon-facebook-become-a-fa.jpg
<=>
<=>
donasi.jpg


Review:
Bukan rahasia lagi jika Logan a.k.a The Wolverine adalah mutan paling menonjol dalam sejarah franchise X-Men. Pesonanya bukan hanya terletak pada kekuatan tulang belulang adamantium, termasuk cakar tajam ikonisnya itu atau juga healing ability-nya yang mampu membuatnya menjadi mahkluk abadi, namun dibalik semua ia sendiri adalah pribadi kompleks dengan kisah hidup panjang yang memang pantas dibuatkan spin-off- live action solo-nya, sesuatu yang tidak didapati bahkan oleh seorang Professor X atau Magneto sekalipun di mana keduanya sampai-sampai harus berbagi tempat dalam X-Men: First Class yang sesak.

Tetapi film pertamanya; X-Men Origins: Wolverine 2009 lalu itu terlalu lembek dan tumpul, bukan film yang pantas buat sang Wolverine, meskipun yah, ia cukup beruntung masih mampu membawa banyak Dollar pulang untuk modal sekuelnya.

Memilih The Wolverine sebagai tajuknya ketimbang Wolverine 2, sekuelnya yang juga merupakan instelemen ke-6 franchise X-Men ini jelas adalah perjudian besar Marvel mengingat film pertamanya tidak mendapatkan respon yang terlalu menggembirakan, taruhannya adalah nama Wolverine itu sendiri dan juga budget 125 juta Dollarnya, apalagi proyek ini sempat mengalami pukulan telak setelah mengalami penundaan akibat gempa dan tsunami Tohoku serta mundurnya Darren Aronofsky 2010 lalu hingga seperti yang kita tahu ada James Mangold yang akhirnya ditunjuk Marvel untuk menangani proyek ini.

Mungkin Arnofosky adalah pilihan bagus yang akan membawa The Wolverine ke level lebih tinggi atau mungkin sebaliknya, tetapi Mangold sendiri bukan sutradara kemaren sore, kita sudah melihat track recordnya, dari Girl, Intterupted, pemenang Oscar Walk the Line sampai 3:10 to Yuma, semua adalah film bagus, namun dunia superhero adalah ranah baru buat Mangold, salah melangkah bisa-bisa ia malah membuat The Wolverine menjadi sekonyol Knight and a Day.

Jadi apa yang dilakukan si Serigala pemarah ini di Jepang? Ia jelas tidak berlibur, mencari sushi segar atau berbelanja di kompleks pertokoan Shibuya. Settingnya terjadi paska The Last Stand, Logan masih terpukul atas kematian Jean Grey (Famke Janssen) yang selalu membayanginya di setiap mimpinya.

Lalu suatu hari ia bertemu Yukio (Rila Fukushima) yang membawanya ke Tokyo guna bertemu dengan Yashida (Haruhiko Yamanouchi) dan mengucapkan selamat tinggal kepada teman masa lalu yang pernah diselamatkannya yang kini tengah sekarat. Tetapi yang terjadi di sana adalah masalah baru yang melibatkan Yakuza dan mutant mematikan bernama Viper, plus kehadiran Mariko Yashida (Tao Okamoto), cucu Yashida yang membuat Logan jatuh hati.

Jika kamu membandingkannya dengan adaptasi live action Marvel lainya, The Wolverine mungkin masih belum menembus batasan parameter saudara-saudaranya itu, tetapi berkaca dari X-Men Origins: Wolverine, The Wolverine jelas mengalami perbaikan cukup signifikan di beberapa bagiannya meskipun yah ini juga bukan jenis film superhero yang bakal kamu kenang lama di kepala, namun setidaknya Mangold sudah melakukan pekerjaanya dengan cukup baik ketika mampu memberikan kesempatan buat karakter Logan berkembang lebih baik ketimbang seri pertamanya bersama narasi garapan trio Christopher McQuarrie, Mark Bomback dan Scott Frank yang diadaptasi dari komik Wolverine 1982-nya Chris Claremont dan Frank Miller.

Bagi beberapa penontonnya The Wolverine dirasa menderita terlalu banyak drama dan romansa untuk ukuran film superhero musim panas yang biasanya lebih didominasi dengan aksi spektakuler megah nan berisik. Namun itu sebenarnya bukan masalah besar, toh meskipun terasa generik plot The Wolverine masih lebih enak dinikmati ketimbang seri pertamanya dan Mangold sudah memberikan kesempatan buat karakter Logan yang bak Ronin untuk berkembang, memasuki dunia barunya yang asing, menjelajahi sisi traumatisnya paska The Last Stand yang ditandai dengan kemuculan Jean Grey dalam mimpi-mimpinya hingga ia bertemu Yukio yang sedikit banyak sudah menyebuhkannya dari banyak kehilangan besar termasuk kekuatannya.

Sementara sekuens aksinya juga tidak terlalu buruk sayang tidak semua momen pertarungannya mampu meninggalkan kesan seperti halnya pertarungan di atas kereta api yang melaju kencang itu, termasuk adegan puncaknya yang mempertemukan Logan dengan salah satu musuh besarnya, Silver Samurai berakhir terlalu cepat.

Ceritanya menjadi lembut dan lebih kelam, mungkin tidak cocok buat para penonton yang mencari sebuah sajian superhero musim panas seganas sosok sang pujaan, tetapi meskipun terlalu generik dan menawaarkan sedikit aksi, The Wolverine tampil lebih baik pada narasi dan pengembangan karakter sang Serigala yang terluka ketimbang seri pertamanya plus The Wolverine menjadi jembatan penting buat masa depan franchise X-Men kedepannya, khususnya X-Men: Days of Future Past 2014 nanti, ini bisa dilihat di mid-end credit scene-nya yang menampilkan sebuah kejutan besar.
Sumber,
wolverine-ripped.jpg

the-wolverine-picture06.jpg

2013-05-01-the_wolverine_header.jpg

1ups.jpg
Fakta Unik Dan Menarik Di Dunia: Kebanyakan obat pengusir serangga yang digunakan manusia bekerja dengan prinsip menyembunyikan bau manusia yang mungkin menarik bagi serangga, atau menciptakan bau-bauan yang tidak mereka sukai.

Download
Jenis: AVI
Resolusi: 320 x 176
Ukuran: 150 mb
Durasi: 2 Jam - 06 Menit - 08 Detik
Link:
The Wolverine Part 1 (83 mb)
The Wolverine Part 2 (67 mb)

Link Alternatif:
Part 1
Part 2

Source: DVDRip
aqpx.jpg
Subtitle :

Nama File : dvdrip-the-wolverine.zip
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format: SUB & SRT
Subtitle By: Lebah Ganteng

Elysium
(2013)

Source: DVDRip, HDRip & R6
elysium-2013-dvdriphdrip.jpg
zvbzx21.png
Released
CountryUSA
Language
English | Spanish | French | Afrikaans
Genre
DirectorNeill Blomkamp
Writer
Neill Blomkamp
Starcast Matt DamonJodie FosterSharlto Copley |See full cast and crew
Ratingimdb_icon.gif 7,0/10
Fan Pageicon-facebook-become-a-fa.jpg
<=>
<=>
donasi.jpg


Review:
Nama sutradara asal Afrika Selatan, Neill Blomkamp, mulai mendapatkan perhatian para penikmat film dunia ketika ia mengadaptasi film pendeknya, Alive in Joburg (2006), menjadi sebuah film layar lebar berjudul District 9 (2009) dengan bantuan sutradara trilogi The Lord of the Rings (2001 – 2003), Peter Jackson, sebagai produser film tersebut.

Well… singkat cerita, film kecil yang diproduksi dengan bujet hanya sebesar US$30 juta tersebut kemudian sukses meraih pujian dari banyak kritikus film dunia, berhasil mengumpulkan pendapatan komersial sebesar lebih dari US$210 juta dari masa perilisannya di seluruh dunia dan, puncaknya, berhasil meraih empat nominasi di ajang The 82nd Annual Academy Awards, termasuk nominasi di kategori Best Picture dan Best Adapted Screenplay.

Kesuksesan tersebut jelas membuka kesempatan lebar bagi Blomkamp untuk mengarahkan sebuah film dengan skala yang lebih besar lagi bagi Hollywood. Empat tahun kemudian, kesempatan besar itu terwujud dalam bentuk Elysium. Dengan naskah cerita yang juga ditulis oleh Blomkamp, Elysium dibuat dengan bujet produksi yang mencapai hampir empat kali lebih besar daripada District 9 sekaligus dibintangi oleh nama-nama besar Hollywood seperti Matt Damon dan Jodie Foster.

Elysium sendiri harus diakui bukanlah sebuah karya yang begitu jauh meninggalkan jejak langkah District 9 dalam penceritaannya – mereka yang telah menyaksikan film tersebut pasti akan dapat merasakan bagaimana Blomkamp tetap mempertahankan gaya satir sosial serta politik yang sama dalam jalan cerita Elysium.

Sayangnya, meskipun Elysium mampu ditampilkan dengan skala produksi yang lebih megah – dan hal tersebut terlihat jelas dalam tampilan visual film ini, Elysium kehilangan keintiman emosional cerita yang membuat District 9 begitu mudah dicintai banyak penontonnya. Hasilnya, Elysium akan terlihat seperti saudara dekat District 9 yang sama sekali tidak memiliki nilai lebih yang mampu membuatnya akan diingat banyak orang dalam jangka waktu yang lebih lama setelah berjumpa.

Berlatar belakang di masa depan – tepatnya di tahun 2154, Elysium menggambarkan kondisi Bumi sebagai sebuah tempat yang tak lagi layak untuk ditinggali: populasi penduduk yang terlalu banyak, tingkat polusi yang begitu tinggi serta keberadaan berbagai jenis penyakit yang semakin menyengsarakan setiap umat manusia yang tinggal diatasnya.

Kondisi tersebut kemudian mendorong kaum kaya untuk membangun sebuah stasiun luar angkasa mewah bernama Elysium dimana mereka dapat meninggalkan Bumi yang sengsara dan hidup dengan kondisi kehidupan yang lebih baik bersama orang-orang yang mereka sayangi.

Tentu saja, seluruh kemewahan yang dimiliki Elysium hanyalah sebuah mimpi bagi orang-orang miskin seperti Max Da Costa (Matt Damon) – seorang mantan penjahat yang kini sedang mencoba menata kembali kehidupannya dengan bekerja di sebuah pabrik penghasil robot milik jutawan John Carlyle (William Fichtner).

Namun, ketika suatu hari Max mengalami kecelakaan dalam pekerjaannya dan mendapatkan vonis dokter bahwa dirinya hanya akan dapat hidup selama lima hari lagi, Max tahu bahwa ia harus segera berangkat ke Elysium untuk menggunakan sebuah perlengkapan medis yang dapat menyembuhkan segala jenis penyakit dan hanya bisa didapatkan di wilayah tersebut.

Jelas bukan sebuah usaha yang mudah karena Elysium telah dilengkapi dengan berbagai jenis pengamanan tingkat tinggi untuk menyingkirkan siapa saja yang memasuki kawasan elit tersebut tanpa izin dari pemerintah yang berkuasa. Dengan bujet produksi sebesar US$115 juta, penonton tentu dapat dengan mudah mengharapkan tampilan visual yang megah sekaligus meyakinkan akan visi seorang

Neill Blomkamp baik mengenai kondisi Bumi yang begitu menyedihkan di masa yang akan datang maupun tampilan lingkungan mewah Elysium yang menjadi tempat pelarian para penduduk Bumi dengan tingkat kesejahteraan yang jauh lebih baik. And it works really goo… great! Dengan bantuan sinematografer Trent Opaloch – yang sebelumnya juga bekerjasama dengan Blomkamp lewat District 9, Blomkamp mampu memberikan gambaran yang keras akan kondisi Bumi dalam keadaan terburuknya.

Dan dengan… well… bujet produksi yang besar, Blompkamp mampu memaksimalkan penggunaan teknologi CGI sekaligus mengarahkannya untuk menghasilkan gambaran yang nyata mengenai angkasa luar dan kemewahan alam sekitar Elysium.

Hal yang sama, sayangnya, tidak dapat dikatakan pada kualitas penceritaan film ini. JikaDistrict 9 menyajikan sebuah inovasi tampilan visual science fiction yang membuai dengan berbagai sentuhan penceritaan mengenai kondisi sosial dan politik pada dua pertiga bagian awal cerita sebelum kemudian bergerak menuju sepertiga bagian akhir yang lebih banyak diisi dengan adegan aksi, maka Elysium justru tampil sebaliknya.

Sepertiga penceritaan awal film ini mampu dengan cerdas menampilkan berbagai refleksi bagaimana kondisi sosial, politik serta hukum yang banyak terjadi di kalangan masyarakat modern saat ini namun secara cepat bagian penceritaan tersebut bertransisi menjadi penceritaan yang lebih mementingkan adegan-adegan aksi, ledakan, plot cerita yang semakin tidak terarah sekaligus dialog-dialog yang cenderung klise. Blomkamp harus diakui masih mampu menahan beban penceritaan tersebut dengan cukup baik sehingga Elysium tidak pernah benar-benar tampil buruk.

Namun secara keseluruhan, Elysium juga tidak dapat dirasakan sebagai sebuah presentasi cerita yang benar-benar mampu memuaskan para penontonnya, khususnya mereka yang mengharapkan lebih dari sekedar pameran adegan aksi dari sebuah film science fiction. Masalah juga dapat dirasakan terjadi pada pengembangan karakter-karakter yang dihadirkan dalam Elysium. Tidak ada satupun karakter yang benar-benar mampu tergarap dengan baik, termasuk sang karakter utama, Max Da Costa, yang bahkan sulit dirasakan dapat meraih perhatian penonton untuk kemudian merasakan berbagai perjuangan yang harus ia lalui di sepanjang penceritaan film.

Karakter-karakter antagonis, seperti Jessica Delacourt (Jodie Foster), Agent C.M. Kruger (Sharlto Copley) dan John Carlyle (William Fichtner) juga tampil tanpa karakterisasi yang istimewa. Untungnya, karakter-karakter yang dangkal tersebut diperankan oleh aktor maupun aktris yang mampu dengan baik menghidupkan setiap peran mereka.

Adalah mudah untuk mengatakan bahwa para jajaran pemeran film ini jauh lebih berkualitas dalam menampilkan peran mereka daripada peran-peran yang diberikan kepada mereka sendiri. Lewat District 9, Neill Blomkamp mampu membuktikan bahwa sebuah film science fiction mampu tampil cerdas dengan menyelaraskan jalan cerita yang dipenuhi refleksi kondisi sosial dan politis masyarakat modern dengan deretan adegan aksi yang tetap mampu tampil kuat sekaligus menegangkan.

Sayangnya, Blomkamp sepertinya sedikit kehilangan arah dalam menyusun naskah cerita Elysium. Mereka yang telah menyaksikan District 9 mungkin masih dapat merasakan bagaimana Blomkamp berusaha mengulangi kesuksesan penceritaan yang sama pada Elysium.

Namun, dengan jalan cerita yang seringkali terlihat bergerak tanpa arah yang jelas serta karakter-karakter yang gagal untuk tergali dengan baik – plus rangkaian pesan sosial yang kali ini terlihat begitu dipaksakan untuk berada di dalam jalan cerita, Elysium justru menjadi sejenis film science fiction yang mungkin telah begitu dihindari Blomkamp di sepanjang karirnya: sebuah film science fiction yang murni hanya menawarkan tampilan teknologi dan visual dari masa depan tanpa pernah mampu membuatnya menjadi sebuah presentasi yang terhubung dengan masa sekarang. Bukan sebuah karya yang benar-benar buruk, namun Elysium jelas tampil terlalu dangkal untuk mencapai kedalaman yang pernah diraih District 9.
Sumber,
Matt-Damon-010.jpg

8817171beee1341a3a0f6a706700f082_origina

Elysium-2013-Movie-Image-600x398.jpg

1ups.jpg
Fakta Unik Dan Menarik Di Dunia: Kalajengking menyukai tempat-tempat yang terbuat dari kain seperti pakaian dan celana. Itulah sebabnya, tempat favorit mereka ketika pertama masuk rumah adalah sepatu!

Download  DVDRip AVI Normal Quality
Jenis: AVI
Resolusi: 400 x 240
Download HDRip MP4 High Quality  
Jenis: MP4
Resolusi: 640 x 270
Ukuran: 236 mb
Durasi: 1 Jam - 49 Menit - 32 Detik
Single Link: Server 1
Link Alternatif: Server 2Server 3Server 4, server 5Server 6 (Via TusFiles)
SS:
4yqm.jpg












Download R6]

Nama File : 
Elysium - Part 1
 (74 mb)
Elysium - Part 2 (74 mb)
Jenis : AVI
Ukuran : 148 mb
Durasi : 1 Jam - 40 Menit - 45 Detik
Source : R6 WEBRip
Alternatif: Part 1Part 2


Subtitle :

Nama File : r6-elysium.zip
Bahasa : Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Geraldine

Gravity
(2013)

Source: BRRip, R6 & DVDScr
gravity-2013-brrip.jpg
zvbzx21.png
Released
CountryUSA
Language
English | Greenlandic
Genre
DirectorAlfonso Cuarón
Writers
Alfonso CuarónJonás Cuarón1 more credit »
Starcast Sandra Bullock,George ClooneyEd Harris | See full cast and crew »
Ratingimdb_icon.gif 8.3/10
Ratings: 8.3/10 from266,406 users   Metascore:96/100
Reviews: 1,323 user | 565 critic | 49 fromMetacritic.com 


Review:
Selain karena kegemaran mereka untuk berbagi cerita, umat manusia jelas menciptakanfilm agar mereka dapat merasakan pengalaman menjadi bagian sebuah dunia atau perjalananatau petualangan dari jalan cerita yang mereka dengar atau saksikan. Sebuah pengalaman.Film teranyar arahan Alfonso Cuarón, Gravity, jelas dengan seksama melakukan haltersebut.

Dengan kualitas tatanan produksi audio visual yang mengagumkan, Cuarón mampumemberikan penontonnya sebuah pengalaman mengenai bagaimana rasanya menikmatiperjalanan di luar angkasa sekaligus terjebak di dalamnya. Memang, Hollywood telahberulang kali mengeksploitasi angkasa luar sebagai bagian tidak terpisahkan dalam setiapfilm yang mereka produksi. Namun percayalah… kecuali Anda adalah seorang astronotyang telah berulang kali mengeksplorasi luar angkasa, maka Gravity akan menjadi satu-satunya kesempatan Anda untuk benar-benar melayang dan merasakan bagaimanapengalaman berada di lingkungan tanpa adanya gaya gravitasi tersebut.

Dengan naskah yang ditulis oleh Cuarón bersama dengan puteranya, Jonás Cuarón, Gravitymemulai kisahnya dengan memperkenalkan dua karakter utamanya: seorang ahli biomedisbernama Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) dan seorang astronot veteran bernama MattKowalski (George Clooney) yang sedang berada dalam misi perjalanan ke luar angkasa.

Perjalanan ke luar angkasa tersebut merupakan perjalanan luar angkasa perdana bagi Dr.Stone – sebuah pengalaman yang jelas kemudian seringkali memberikan rasa kegugupanyang luar biasa bagi dirinya.

Namun, dengan bantuan kemampuan Matt yang selalu mampu mencairkan suasana, Dr.Stone secara perlahan mulai mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya – dan bahkanmulai menikmati rasa kesunyian yang mengelilingi lingkungan angkasa luar yang maha luas.

Sial, bahaya kemudian datang mengancam nyawa keduanya setelah sebuah satelit miliknegara Rusia yang baru saja dihancurkan tanpa disangka memberikan efek samping yangburuk ketika puing-puing satelit tersebut mulai melayang ke berbagai penjuru danmenghancurkan satelit-satelit lain yang berada di sekitarnya, termasuk menabrak kapal ulangalik Explorer yang digunakan oleh Dr. Stone dan Matt.

Akibat tabrakan tersebut, tidak hanya Dr. Stone terpisah dari Matt, namun komunikasinyadengan Bumi juga mengalami hambatan. Dr. Stone kini berada sendirian. Mengapung dikegelapan angkasa luar. Dalam kepanikan yang mulai melingkupi suasana hati dan jalanpemikirannya, Dr. Stone kemudian berusaha mencari cara untuk menyelamatkan hidupnya.

Meminggirkan sejenak tampilan visual arahan sinematografer Emmanuel Lubezki yang akanmampu menghanyutkan setiap orang yang menyaksikannya, Alfonso dan Jonás Cuarónmemanfaatkan interaksi yang terbentuk antara karakter Dr. Ryan Stone dengan MattKowalski sebagai jembatan bagi penonton untuk mengetahui lebih banyak tentang keduakarakter tersebut.

Dari dialog yang saling terlontar itu pula penonton dapat melihat bagaimana kedua karaktermemandang kehidupan sekaligus tragedi yang sedang dalam perjalanan untuk menyapamereka: Dr. Stone adalah karakter yang serius dan berusaha sekuat mungkin untukmenghindarkan dirinya dari kematian sementara Matt adalah sosok yang tetap tenang danmenikmati setiap detik perjalanan hidup yang masih ia miliki.

Lebih dari itu, Alfonso dan Jonás Cuarón secara perlahan juga menyelipkan berbagaipotongan kisah pribadi Dr. Stone dalam dialog yang terlontar, khususnya mengenai sosokputeri yang begitu disayanginya. Sayangnya, ketika tampilan visual Gravity tidak sedangmembentuk jalinan rasa ketegangan cerita dan karakter Dr. Ryan Stone dan Matt Kowalskitidak sedang berbagi kisah kehidupan mereka, naskah cerita Gravity sayangnya mulai terasakehilangan pegangannya – hal ini sangat, sangat dapat dirasakan pada paruh keduapenceritaan.

Aliran emosional yang semenjak awal telah terbentuk kuat serta sempat memuncak secaraperlahan mulai terasa menurun hingga akhirnya stagnan secara emosional sebelum paruhketiga penceritaan datang dan mulai kembali memacu adrenalin penonton. Tipisnya lapisanpenceritaan inilah yang harus diakui akan sangat mempengaruhi bagaimana reaksi penontonpada karakter-karakter yang sedang mereka saksikan di depan layar.

Alfonso dan Jonás Cuarón terkesan seperti kekurangan amunisi untuk mempertahankankekuatan emosional cerita di paruh pertama penceritaan sebelum akhirnya memberikanmenyajikan konklusi masalah di akhir kisah. Dengan monotonnya latar belakang lokasi,karakter serta konflik yang terbangun dalam jalan penceritaan, jelas kemampuan para aktoruntuk tetap mempertahankan perhatian penonton dan tidak merasa jenuh akan karakteryang mereka perankan adalah sangat dibutuhkan.

Beruntung, Alfonso Cuarón memiliki George Clooney dan Sandra Bullock. Well… karakterMatt Kowalski yang diperankan oleh Clooney memang sepertinya tergambar ataskepribadian Clooney sesungguhnya – sosok pria dengan penuh daya tarik dengankemampuan untuk memberikan rasa kehangatan pada siapapun yang mengenalnya. Punbegitu, tetap saja, dalam penampilannya yang begitu terbatas, Clooney mampu memberikankesan yang begitu mendalam pada karakter Matt Kowalski yang ia perankan.

Tugas sesungguhnya jelas berada di pundak Bullock. Bullock tidak hanya harusmemerankan sesosok wanita cerdas yang untuk pertama kalinya harus bertugas di luarwilayah kenyamanannya, namun ia juga harus berperan sebagai sosok ibu dengan masa laluyang cenderung kelam. Terdengar kompleks untuk seorang Bullock yang lebih dikenalsebagai ratu komedi? Tidak perlu khawatir. Bullock menjalankan tugasnya dengan sangat,sangat baik. Sempurna malah. Bullock mampu dengan lugas menampilkan setiap sisiemosional dari karakternya – mulai dari rasa kegugupannya dalam menjalankan tugasnya diawal film, ketakutannya ketika berada sendirian di angkasa luar hingga tumbuhnya kembalimomen-momen keberanian dirinya dalam merenggut kembali kehidupannya. Sempurna.

Kembali berfokus pada bagian teknis, Gravity jelas melaju terdepan sebagai salah satu filmdengan kualitas tata produksi paling mengagumkan dalam beberapa tahun terakhir. Arahangambar karya sinematografer Emmanuel Lubezki mampu menangkap keindahan sekaliguskemisteriusan yang menakutkan dari angkasa luar. Disajikan dengan teknologi visual 3D,Gravity akan mampu memberikan pengalaman yang begitu kuat kepada setiap penontonnyamengenai bagaimana rasanya melakukan perjalanan di angkasa luar sekaligus terjebakdalam berbagai intrik yang terjadi di sekitarnya.

Memperkuat ketegangan yang dihasilkan sisi visual film, tata musik karya Steven price jugamampu begitu mendukung setiap intensitas emosional yang berusaha disajikan dalam film ini.Yang jelas, secara keseluruhan, kualitas tata produksi Gravity adalah sebuah jawaban daripertanyaan mengapa sebuah film harus disaksikan di megahnya layar bioskop yangsepertinya semakin jarang dirasakan dari kebanyakan rilisan film belakangan.

Gravity is, simply, the best cinematic experience of the year! Sebuah mahakarya teknikalyang tidak hanya dapat disaksikan atau didengar namun juga dapat dirasakankeberadaannya. Pun begitu, tetap harus diakui bahwa penggalian yang kurang begitumendalam dari Alfonso dan Jonás Cuarón pada sisi penulisan karakter dan ceritamemberikan sedikit ganjalan untuk dapat menjalin hubungan emosional yang lebih kuat padatatanan pengisahan maupun karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini.

Rasa keindahan dan ketegangan yang dihasilkan tampilan visual memang akan mampumenutupi kekurangan dari sisi cerita tersebut namun jelas tetap terasa sebagai sebuahkekosongan yang cukup berarti. Tetap saja, tidak ada alasan untuk tidak merayakankeberhasilan Cuarón dalam menggarap serta mengeksekusi Gravity yang begitu menantangindera ini. Bravo!
Sumber,
gravity_film_still_a_l.jpg

Gravity-2.jpg

gravity-2013-full-leaked-movie__span.jpg
Fakta Unik Dan Menarik Di DuniaMatahari terbit dan terbenam setiap 90menit di orbit rendah Bumi , sehingga sangat sulit untuk tidur nyenyak karena tidakadanya siklus siang / malam yang normal.
gyc6.gif

idpg.jpg

Download Film Gravity (2013) Subtitle Indonesia BRRip MP4 High Quality:
File Format: mp4
Resolusi: 640x280
Durasi: 1 Jam - 30 Menit - 58 Detik
Ukuran: 198 mb
SS:
az18.jpg

Single Link Download:

=> TF: http://tusfiles.net/3s6w1vtpsmkp
=> SB: http://adf.ly/dETu5
=> HF: http://adf.ly/dETxo
=> UP: http://adf.ly/dEU1H
=> BU: http://adf.ly/dEU5a


Subtitle: br-grvity-2013.zip
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Lebah Ganteng

Man of Steel
(2013)

Source: BDRip, R6 & CAM
man-of-steel-brrip.jpg
zvbzx21.png
Released
CountryUSA | Canada | UK
Language
English
Genre
DirectorZack Snyder
Writers
David S. Goyer(screenplay), David S. Goyer (story), 3 more credits »
Starcast Henry CavillAmy AdamsMichael Shannon| See full cast and crew
Ratingimdb_icon.gif 7,6/10
Fan Pageicon-facebook-become-a-fa.jpg
<=>
<=>
donasi.jpg


Review:
“If at first you don’t succeed, try and try again”, tampaknya DC Entertainment dan Legendary Pictures di bawah bendera Warner Bros tahu benar arti kutipan bijak milik Thomas H. Palmer itu. Ya, Meskipun tidak sampai merugi, reboot layar lebar empat seri Superman yang berjarak tiga dekade lebih lalu dalam Superman Returns rupanya tidak terlalu bersinar apalagi jika kamu membandingkan dengan gempuran dahsyat dari pahlawan-pahlawan super geng Marvels rivalnya meskipun \ Returns sesungguhnya bukan reboot yang buruk dari Bryan Singer, dan percaya tidak percaya, Superman Returns kembali meneruskan kutukannya sejak era George Reeves, lihat apa yang terjadi dengan karier Brandon Routh yang malang sekarang?

Tetapi ini adalah superhero terbesar di dunia, sulit untuk tidak mengenal pemilik logo “S” dengan spandex dan celana dalam merah yang legendaris itu, maka sayang jika kemudian tidak memberikanya sebuah kesempatan kedua untuk membuktikan bahwa pesona si manusia baja belum habis.

Tidak ada embel-embel “Superman” di judulnya, tetapi dengan logo legendaris dan julukannya, sulit untuk tidak mengetahui bahwa Man of Steel adalah cerita tentang pahlawan super ciptaan Jerry Siegel yang sudah kita kenal sejak lahir yang kali ini kembali mendapat awal baru meskipun sempat tertunda penayanganya sampai setahun.

Adalah seorang Zack Synder yang kemudian mendapatkan kepercayaan luar biasa dari DC untuk membawa jagoanya memulai segalanya dari titik nol. Seperti yang kita ketahui Synder bukan sutradara kemaren sore dalam hal mengadaptasi komik. Ia pernah membuat Battle of Thermopylae begitu luar biasa dalam 300, dan yang lebih besar lagi ada adaptasi komik Alan Moore yang sukses digarapnya dengan fantastis, menjadikan Watchmen salah satu adaptasi superhero terbaik yang pernah ada.

Aapalagi kali ini ia medapatkan dukungan penuh dari David S. Goyer di departemen naskah dan “The” Chritopher Nolan di bangku produser yang diam-diam juga memberikan pengaruhnya kepada Snyder, ya, kedua nama itu adalah manusia-manusia hebat di balik kesukesan besar trilogi The Dark Knight.

Ya, kembali ke titik nol. Snyder membawa kembali semuanya ke awal ke planet Krypton yang sekarat, tepat disaat kelahiran putra pertama Jor-El (Russel Crowe) dan Lara Lor-Van (Ayelet Zurer), Kal-El. Krypton yang diambang kehancuran dan pembelotan yang dilakukan oleh General Zod (Michael Shannon) memaksa Jor-El mengirim Kal-El ke bumi beserta rahasia besar bangsa Krypton, dan selanjutnya yang terjadi adalah sebuah awal baru dari cerita lama tentang bayi alien yang ditemukan oleh pasangan petani Kansas, Jonathan dan Martha Kent (Kevin Cotsner dan Diane Lane) yang kelak akan kita kenal dengan nama Superman.

Ada dua nama jebolan saga The Dark Knight di sini, tentu saja epektasi kita kemudian akan melayang tinggi ke sebuah kisah superhero kelam, manusiawi dan realistis, tetapi beruntung itu tidak terjadi, setidaknya 2 jam lebih Man of Steel tidak di dominasi oleh drama gelap tentang pencarian jati diri meskipun masih ada nuansa realis namun tidak sampai terjebak terlalu dalam, toh kisahnya sendiri sebenarnya sudah lebih dari manusiawi; Anak alien yang dirawat manusia yang kemudian membela mati-matian para manusia ketimbang rasnya sendiri yang nyaris punah.

Separuh pertamanya dikuasai oleh drama pencarian jati diri seorang pemuda Kansas bernama Clark Kent yang berpetualang ke sana kemari untuk mencari tahu siapa dirinya, mengapa ia berbeda dan tujuannya sampai harus tersesat di bumi. Setelah momen seru di planet Krypton yang melibatkan naga dan berujung pada kehancuran besar serta pelepasan Kar-El yang emosional ceritanye kemudian bergarak bolak balik ke depan dan ke belakang (Bagian ini seperti mendapatkan pengaruh kuat Nolan).

Jadi buat penonton awam yang kurang atau tidak mengetahui asal muasal sang laki-laki super ini tenang saja Snyder akan memberikanmu semuanya itu dengan bungkusan gambar-gambar indah ala Terrence Malick dan momen-momen kepahlawan Clark muda sampai dewasa sebelum ia mengenakan seragam kebesarannya.

Mungkin dari titik ini alurnya bergerak sedikit lambat dan terseok-seok, ada kedalaman yang kurang digali meskipun terlihat Synder berusaha menghadirkan sisi emosional terutama ketika Clark a.k.a Kar-El berhubungan dengan ayah-ayahnya, para mantan Robin Hood itu.

Karakter Superman sendiri yang diperankan seorang Inggris, bintang The Tudors, Henry Cavill mungkin bukan pilihan yang paling pas terlebih jika kamu mau membandingkannya dengan dua aktor sebelumnya, tetapi usaha melelahkan dan penuh perjuangan yang dilakukannya (menambah berat badan dan kapasitas otot agar pas dengan konstum barunya yang membuang cawat merah legendarinya) rupanya cukup membuahkan hasil. Dengan dagu belah dan wajah tampannya Cavill sukses menjadi versi modern Superman ala Synder yang menawan, terlihat perkasa.

Lalu karakter main villaint-nya adalah General Zod yang sangat pas untuk sebuah kisah awal, pemerannya adalah Michael Shannon, aktor watak hebat yang tidak memerlukan usaha terlalu keras untuk mengahadirkan aura kejam dari seorang Jenderal Kryptonian yang penuh dendam dan ambisi.

Sementara ada Amy Adams yang tampak sedikit terlalu tua untuk peran Lois Lane, love interst Superman. Perannya tidak terlalu signifikan namun Superman tanpa kehadiran Lois Lane itu jelas aneh, dan ada sedikit twist di sini yang di buat Snyder yang melibatkan karakter Lois yang berbeda dengan komik atau film-film sebelumnya.

Snyder mungkin bukan seorang storyteller yang handal, kamu bisa saja menghujat bahwa alurnya sedikit berantakan dan melelahkan, tetapi jangan pernah meragukan Synder dan kemampuannya menghadirkan rangkaian action sekuens spektakuler. Ya, meskipun kali ini tidak melibatkan efek slowmotion yang menjadi ciri khasnya (imej cepat Superman tidak cocok dislowmotion kan) namun siapa yang bisa menahan pertarungan antara sang Manusia Super dengan para Kryptonian (Selain Zod ada karkter Faora yang keren yang dimainkan si cantik Antje Traue).

Ini seperti melihat kombinasi pertarungan dahyat dalam anime populer Jepang Dragon Ball dan video game dengan segala kecepatan luar biasa, sudut pandang yang asik, scoring heroik garapan komposer bertangan dingin Hans Zimmer dan tentu saja spesial efek dan ledakan yang fantastis, ya, mungkin durasinya tidak terlalu banyak dibanding dramanya dan efek 3D-nya buruk, namun apa yang dihadirkan Snyder itu sudah lebih dari cukup untuk membuatmu berdecak kagum terutama ketika para alien-alien super berpakian ketat itu berhantaman ria satu sama lain, membuat tembok-tembok keras hancur seperti kerupuk dan meluluhlantakan Metropolis seperti bagunan pasir. Skalanya dinaikan dua kali lipat lebih besar ketimbang Superman Returns.

Zack Snyder dengan dukungan nama-nama besar di balik kesuksesan reboot Batman membawa kembali kisah si Manusia Baja kembali ke awal, memodifikasinya dengan sentuhan modern dan mencoba menyeimbangkan drama tentang pencrian jati diri yang manusiawi dan parade action dahysat, meskipun kombinasinya terasa bekerja di satu sisi saja, namun ini adalah awal yang bagus dari franchise sebesar Superman.
Sumber,
man_of_steel_2013_movie-wide.jpg

teaser-man-of-steel-shannon-e13659991087

man-steel.jpg
gyc6.gif
Fakta Unik Dan Menarik Di Dunia: The Death of Superman menjadi salah satu komik paling laris sepanjang masa pada 1992, bahkan menyelamatkan franchise tersebut dari kebangkrutan. Cerita tersebut terbukti berhasil meningkatkan penjualan secara drastis Superman melawan musuh yang sangat kuat, Doomsday di jalanan Metropolis. Hasilnya, kedua petarung sama-sama mati.

Download Single Link [BDRip]
Jenis: AVI
Resolusi: 320 x 240
Ukuran: 208 mb
Durasi: 02 Jam - 23 Menit - 02 Detik
Link:
Server 1

Link Alternatif:
Server 2
Server 3
Server 4
Server 5

Source: BDRip
5s8i.jpg

Subtitle

Nama File : bdrip-man-of-steel.zip
Bahasa: Indonesia [Manual]
Format: SUB & SRT
Subtitle By: josephermlase


Download [R6]
Nama File : Man of Steel
Jenis : AVI
Ukuran : 206 mb
Durasi : 2 Jam - 22 Menit - 53 Detik
Source : R6
Alternatif : Link 1Link 2Link 3Link 4Link 5,


Subtitle :

Nama File : r6-man-of-steel.zip
Bahasa : Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Geraldine (Subscene.com)





Download [CAM]


Nama File : Man of Steel
Jenis : AVI
Ukuran : 195 mb
Durasi : 2 Jam - 12 Menit - 20 Detik
Source : CAM
Alternatif : Link 1Link 2Link 3Link 4Link 5,
Note: Versi "CAM" kualitas gambar/suara buruk.


Subtitle :

Nama File : cam-man-of-steel.zip
Bahasa : Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: Geraldine (Subscene.com)